Rabu, 12 Februari 2014

' NEGERIKU '

Lautan luas terdampar
Gunung-gunung menjulang tinggi
Burung-burung berkicau
Awan bernari-nari
Kekayaan alam melimpah ruah
Negeriku.....
Tanah airku ....
Tempat aku berpijak
Tempat aku merasakan anugrah Tuhan
Begitu subur tanahnya
Begitu indah pulaunya
Yeah ...
Itulah negriku tercinta ...

Minggu, 02 Februari 2014

Cinta

Cinta....

Seperti kertas kosong yang belum tergores pena, mungkin seperti itu cinta. Putih, bersih, dan tak bernoda. Seperti pelangi, berwarna, terang, dan memberikan keindahan. Seperti desiran ombak, menghanyutkan suasana, memberikan bisikan indah.

Cinta....
Lembut bagaikan sutra, harum bagaikan bunga....
Indah, hangat, nyaman....

Senin, 27 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI "SARANA PRODUKSI"



LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM DASAR – DASAR AGRONOMI

SARANA PRODUKSI
OLEH :
JEAN NIHANA MANALU
05121007071

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA








INDRALAYA
2012/2013

I.                   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Dalam suatu sektor pertanian, terutama dalam pembudidayaan tanam-tanaman di suatu daerah hal yang harus diperhatikan sarana produksi perhatian yaitu kegiatan industri dan perdagangan yang sarana produksi pertanian (arti luas) yakni pembenihan (pembibitan) tumbuhan, ikan dan hewan, dan makhluk hidup lainnya. Sarana produksi merupakan bahan yang sangat menentukan didalam budidaya tanaman. Pada suatu wilayah tertentu sarana yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih / bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman / perangsang tumbuh tanaman dan alat – alat pertanian.
            Pupuk merupakan sarana produksi dalam meningkatkan produksi tanaman dan mempertahankan produktifitas tanah. Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik biasanya dibuat oleh manusia di pabrik melalui suatu proses tersebut. Beberapa pupuk buatan yang banyak digunakan adalah UREA, TSP, KCL, ZA, dan lain-lain. Pupuk organik adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, dan guano. Sekarang ini sudah umum digunakan pupuk cair melalui daun. Benih atau bibit merupakan sarana pokok dan utama didalam budidaya tanaman. Dengan benih atau bibit yang baik akan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik juga dan produksi yang tinggi yang menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

            Unsur sarana produksi yakni : Benih atau bibit, pupuk, inokulan, pestisida, ZPT, serta alat pertanian lainnya. Inokulan adalah bahan yang mengandung materi bakteri atau jamur yang dapat bersimbiosis dengan tanaman dalam tubuhnya. Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan penganggu tumbuhan. Contohnya : legin, rizogen. Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan penganggu tumbuhan. Contoh : herbisida (pengendali gulma), insektisida (mengendalikan serangga), rodentisida
(mengendalikan tikus), nematisida (mengendalikan nematoda), bakterisida (mengendalikan bakteri), dan lain sebagainya. Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya.
            Tumbuhan agronomi mudah dikembangkan dan mampu memberikan hasil yang berlipat ganda, tidak berbahaya bagi manusia dan dappat dipasarkan. Misalnya tanaman padi mudah diperbanyak dan dibudidayakan. Pengertian tanaman dalam agronomi yaitu tumbuhan yang dibudidayakan manusia dan mempunyai manfaat langsung untuk dibutuhkan hidup manusia. Tumbuhan tersebut biasanya telah melalui seleksi alami dalam jangka waktu yang panjang.

B. Tujuan
            Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mengetahui berbagai macam jenis, bentuk kegunaa dan informasi lainnya tentang sarana produksi yang digunakan pada pertanian.
II.                TINJAUAN PUSTAKA
Lahan pertanian dan keterbatasan air merupakan fenomena dasar dalam suatu pengembangan pertanian tanaman pangan. Lahan pertanian yang ada terus mengalami penyusutan, karena tergeser oleh aktivitas non pertanian. Di samping itu permasalahan produksi, pascapanen, distribusi, dan pemasaran masih sering terjadi akibat lemahnya dukungan sarana dan prasarana pertanian, sehingga kurang berhasil mewujudkan sistem agribisnis yang baik yang pada gilirannya gagal menaikkan pendapatan petani. Oleh karena itu, dukungan sarana dan prasarana pertanian perlu untuk dikembangkan dalam suatu rancang bangun pengembangan pertanian tanaman pangan yang komprehensif (Jaenudin 2006) .
Infrastruktur pada dasarnya adalah faktor pendukung bagi kegiatan utama di pedesaan yang berdasar kepada komoditas pertanian. Infrastruktur mampu menggerakkan sektor riil, menyerap tenaga kerja, meningkatkan konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta memicu kegiatan produksi. Ketidakmampuan memberikan pelayanan infrastruktur merupakan indikasi kemampuan pemerintah yang semakin terbatas dalam kapasitas pembiayaan. Infrastruktur tidak hanya terbatas pada prasarana dan sarana fisik saja, melainkan mempunyai fungsi yang lebih penting lagi yaitu fungsi jasa pelayanan. Dalam hal ini jasa pelayanan mempunyai tiga dimensi penting yaitu dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Infrastrukur dapat dikategorikan menjadi dua bagian:
1) infrastruktur yang bersifat software seperti: kebijaksanaan, kelembagaan, regulasi,   keuangan, penelitian dan pengembangan, pendidikan, tata ruang, dan lain-lain; serta
2) infrastruktur yang bersifat hardware seperti : jalan, jembatan, irigasi, pasar, pelabuhan, jaringan listrik, telepon, dan lain sebagainya (Tambajong 2009) .
Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas bangunan dan saluran air beserta perlengkapannya. Sistem jaringan irigasi dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier. Jaringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan bangunan pengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak tersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier (Kartasapoetra 1991).
Menurut Hansen et al (1977) irigasi didefinisikan sebagai pemberian air ke tanah untuk tujuan meningkatkan kelembaban tanah yang penting bagi tanaman. Selanjutnya untuk pengertian yang lebih luas irigasi dilakukan untuk tujuan :
a) menambahkan air ke lahan/tanah untuk meningkatkan kelembaban tanah yang
esensial bagi tanaman,
b) untuk melindungi tanaman dari kekurangan air,
     c) untuk mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga tanah lebih sesuai bagi tanaman    
     untuk tumbuh.
d) untuk mengurangi akibat dari pembekuan es.
Sumber daya air adalah salah satu unsur yang harus disediakan dalam strategi pembangunan dan pengembangan pertanian. Dalam usaha budidaya tanaman faktor ketersediaan air harus dipertimbangkan agar terhindar dari resiko kegagalan panen, air akan berfungsi memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman dan juga berperan dalam proses fisiologi tanaman (Nusa, 1991).
Sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian, pengelolaan dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Efisiensi irigasi adalah angka perbandingan dari jumlah air irigasi nyata (distribusi dan aplikasi) yang terpakai untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang keluar dari pintu pengambilan. Untuk peningkatan efisiensi irigasi dibutuhkan perbaikan sistem pengelolaan irigasi dalam semua level bukan hanya ditingkat akuisisi, distribusi maupun drainase tetapi juga tingkat usahatani. Kesemuanya itu membutuhkan perbaikan secara simultan dalam aspek teknis di bidang irigasi maupun usahatani, peningkatan kapasitas pembiayaan dan penyempurnaan sistem kelembagaan dalam pengelolaan irigasi (Sumaryanto 2007).
Kini teknologi pertanian sudah kita ketahui bersama merupakan penerapan yang menggunakan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan  secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Objek formal dalam ilmu pertanian budidaya reproduksi berada dalam fokus budidaya, pemeliharaan, pemungutan hasil dari flora dan fauna, peningkatan mutu hasil panen yang diperoleh, penanganan, pengolahan dan pengamanan serta pemasaran hasil produksi sektor pertanian ( Mudjana, 1982 ).
            Selain daripada itu, teknologi  pertanian merupakan pendekatan engineering secara luas dalam bidang pertanian yang sangat dibutuhkan untuk melakukan transformasi sumberdaya alam secara efisien dan efektif untuk pemanfaatannya oleh manusia. Dengan demikian dalam sistematika keilmuan, bidang teknik pertanian tetap bertumpu pada bidang ilmu teknik untuk memcahkan berbagai permasalahan di bidang pertanian. Baik secara langsung maupun tidak langsung ( Asmawati, 1987).
                Sarana produksi yang baik biasanya digunakan baik dalam proses awal pembukaan lahan, budidaya pertaian seperti pemupukan, pemeliharaan tanaman dan lain-lain sampai dengan proses pemanenan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari sarana produksi dalam bidang pertanian adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja petani dan merubah hasil yang sederhana menjadi lebih baik.
            Sarana produksi selain dipengaruhi benih, juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah pestisida, pestisida merupakan zat kimia yang berfungsi/digunakan sebagai alat untuk pengendailan musuh-musuh tanaman, berdasarkan kegunaan pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu insektisida, herbisida, moluskarisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida. Pestisida juga mempunyai beberapa bentuk formulasi pestisida yaitu berupa cairan semprot, tepung hembus, butiran, pasta, uap, kabut dan gas (Rukmana, 1995)
            Penerapan sarana produksi yang baik dapat memberikan hasil yang baik bagi pertanian indonesia. Sarana produksi dapat dikembangkan dengan pengetahuan yang ada, seperti benih unggul, benih unggul didapat dari sortasi benih yang merupakan pilihan dari banyak benih. Induk yang baik memberikan benih yang baik pula, pembudidayaan tanaman induk yang baik akan sangat berperan dalam penentuan hasil yang baik (Robbins,2005).

III.             PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Praktikum pengenalan alat dan mesin pertanian dilaksanakan di Laboratotium Ekologi   Fakultas   Pertanian   Universitas   Sriwijaya   pada   tanggal  5 Maret 2013  mulai  pukul 10.00 wib sampai selesai .

B. Alat dan Bahan  
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum sarana produksi adalah bolpoin, pensil, penghapus, modul penuntun praktikum dasar – dasar agronomi.


C. Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum sarana produksi adalah sebagai berikut :
1. Carilah macam-macam alat dan bahan yang digunakan dalam pembudidayaan
      tanaman, cari keterangan dan fungsinya.
2. Catatlah masing-masing fungsi, bagian-bagian beserta gambar alat dan bahan
      tersebut dengan lengkap.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Benih
a. Berdasarkan Posisi Tumbuh
Jenis
Gambar
Keterangan
Contoh tanaman
1. Epigeal

a. Radikula
1. Kacang hijau

b. Kotiledon
2. Kacang panjang


c. Plumula
3. Kacang tanah


d. Akar
4. Bunga matahari



5. Jarak
2. Hipogeal
a. Radikula
1. Jagung


b. Kotiledon
2. Padi


c. Plumula
3. Kelapa



4. Kacang kapri



5. Rumput

b. Berdasarkan Jenis
Jenis
Gambar
Keterangan
Contoh tanaman
1. Orthodoks
Tipe biji yang tidak rusak bila dikeringkan.
1. Akasia
2. Sonobrit
3. Ampupu

2. Rekalsitran


Biji yang hanya mampu hidup pada kadar air yang tinggi
1. Dammar
2. Eboni
3. Kayu karet
4. Makadame
5. Kakao








2. Pupuk
a. Berdasarkan Kandungan Hara
Jenis
Definisi
Contoh
1. Majemuk
Pupuk yang mengandung lebih dari 1 macam unsur hara makro didalam produknya
1. DAP
2. NPK Kuda Laut
3. Mutiara 16
4. NPK Ponska
5. NPK Mahkota
2. Tunggal
Pupuk yang mengandung 1 macam unsur hara makro saja didalam produknya
1. Urea
2. ZA
3. AN
4. SP-18
5. TSP

b. Berdasarkan Pembuatannya
Jenis
Definisi
Contoh
1. Organik
Pupuk yang dibuat secara alami tanpa ada campuran bahan kimia.
1. Pupuk kandang
2. Pupuk hijau
3. Pupuk kompos
4. Humus
5. Guano
2. Anorganik
Pupuk yang dibuat dari senyawa anorganik.
1. Urea
2. ZA
3. Sendawa Chili
4. Amonium nitrat
5. Superfosfat

c. Berdasarkan bentuknya
Jenis
Definisi
Contoh
1. Padat
Pupuk yang mempunyai tekstur padat, ada yang mudah larut dan sukar larut di air.
1. Pupuk kandang
2. Pupuk hijau
3. Pupuk kompos
4. Urea
5. ZA
2. Cair
Pupuk yang berupa cairan, dan penggunaannya disemprotkan ke daun
1. NPK
2. Growsquick-S
3. Grow Up
4. Mushi
5. Claws

3. Zat pengatur Tumbuhan
Jenis
Contoh
Fungsi
1. Auksin
1. Asam indolasetat
1. Mengatur pembesaran sel

2. Asam indolbutirat
2. Memicu pemanjangan sel

3. Auksin sintetik
3. Membantu proses pembelahan
    sel




2. Giberelin
1. GA1
1. Memecah dormansi

2. GA3
2. Meningkatkan pembungaan

3. GA4
3. Memacu proses perkecambahan


4. Menghambat penuaan daun & buah


5. Menyembuhkan genetik dwarsfism
3.Sitokinin
1. Sitokinin sintetik
1. Berperan dalam pembelahan sel

2. 2iP
2. Berperan dalam pembesaran sel

3. Zeatin
3. Pemarahan dormansi biji


4. Penundaan penuaan hasil panen


5. Sintesis pembentukkan protein
4. Asam absisat
1. MH
1. Menghambat metabolisme

2. SADH
2. Menghambat laju reaksi

3. Morphactin
3. Mencegah ifek IAA


4. Menghambat pertumbuhan   
    tanaman


5. Mengatur dormansi tunas dan
    biji
5.Gas etilen
1. Etana
1. Perangsang pemasakan buah

2. Senyawa BOH
2. Pembukaan kuncup bunga

3. Kalium nitrat
3. Pembentukan akar adventif


4. Induksi sel kelami betina


5. Mengakhiri masa dormansi


4. Pestisida
Jenis
Kegunaan
Contoh
Cara aplikasi
1. Insektisida
Untuk memberantas serangga
1. Basudin
2. Tiodan
Dilarutkan dengan air, lalu disemprotkan
2. Herbisida
Untuk memberantas tanaman pengganggu/ gulma
1. Ammonium
    sulfonat
2. Pentaklorofenol
Dilarutkan dengan air, lalu disemprotkan pada gulma.
3. Rodentisidaa
Untuk memberantas hewan pengerat
1. Warangan
Diberikan sebagai umpan.
4. Akarisida
Untuk memberantas tungau yang menyerang akar
1. Asamite 135 ec
Diberikan pada bagian akar tanaman
5. Fungisida
Untuk memberantas jamur pada tanaman
1. Carbendazim
2. Organomerkuri
Dilarutkan dengan air lalu disemprot.
6. Bakterisida
Untuk memberantas bakteri pada tanaman
1. Tetramycin
Diberikan kepada tanaman yang masih sehat.
7. Virusida
Untuk memberantas virus pada tanaman
1. Herpesviridae
Disemprotkan pada tanaman/ dioleskan
8. Nematisida
Untuk memberantas nematoda pada tanaman
1. DD
2. Vapam
3. Dazomet
Diberikan 3 minggu sebelum musim tanam.
9. Moluskisida
Digunakan untuk mengendalikan hama dari bangsa siput.

1. PHK-06
2. Snaildown
    250cc
Disemprotkan pada tanaman.

5. Alat dan Mesin Pertanian
a. Tradisional
Nama
Fungsi
Gambar
1. Arit
Alat ini digunakan untuk membabat semak-semak, alang – alang, dan rerumputan . dalam membuka lahan baru, alat ini banyak digunakan
2.  Ani – ani
Memotong padi yang telah mencapai panen.



3. Kampak
Dalam membuka lahan baru, kampak sangat berguna sekali untuk menebang pohon.







4. Gunting Stek
Alat untuk memotong dahan atau batang yang akan diperbanyak secara vegetatif.
5. Garu
Digunakan untuk meratakan tanah dan menghaluskan tanah.

b. Modern
Nama
Fungsi
Gambar
1. Trealer
Digunakan untuk mengangkut hasil – hasil pertanian.
2. Air Sprayer
Untuk memberantas hama penyakit, gulma, pemberian pupuk dan pengairan tanaman
3. Hand Tracktor
Untuk membajak lahan atau sawah.




4. Bajak Piring
Untuk memotong dan mem -balik tanah pada pengolahan tanah pertama.


5. Polisher
Pemisah atau pengelupan kulit luar beras.


B. Pembahasan
             Usaha – usaha produksi di lapangan bertujuan memberikan kondisi yang paling optimum untuk pertumbuhan tanaman sehingga tanaman memberikan hasil yang maksimum. Usaha pengelolaan tanah merupakan kegiatan untuk memberikan daerah perakaran mempunyai derasi dan drainase yang baik dan yang memungkinkan untuk tanaman tumbuh normal. Untuk pengelolaan tanah diperlukan peralatan yang memadai. Pada umumnya pengelolaan dilakukan dengan cangkul dan bajak. Untuk bajak diperlukan peralatan bajak dan garu. Pola pertanian yang agak maju, menggunakan jasa ternak untuk membantu usaha pengelolaan tanah. Pada pertanian modern pengelolaan tanah dilakukan dengan traktor yang dilengkapi berbagai tipe bajak dan garu. Selain alat pengelolaan tanah juga diperlukan alat tanam dari yang sederhana sampai kepada yang lebih modern (dengan traktor ). Disamping peralatan untuk mengolah tanah dan tanam juga diperlukan alat-alat pemupukan, alat penyemprotan untuk bahan kimia dan alat panen.
Selain benda yang diperlukan didalam agronomi juga jasa berupa teknologi prapanen dan teknologi pascapanen. Teknologi prapanen berupa teknologi budidaya dilapangan untuk mencapai produksi maksimum. Teknologi pascapanen adalah teknologi untuk meningkatka nilai tambah hasil panen dan mengurangi kehilangan sesudah panen serta bahan tersebut dapat tahan lama disimpan. Dengan teknologi ini dapat memperluas pemasaran hasil pertanian sebagai salah satu sektor perekonomian adalah penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuhan dan hewan, sehingga tumbuhan dan hewan tersebut lebih bermanfaat. Sarana produksi merupakan salah satu bahan yang sangat menentukan didalam budidaya tanaman, pada suatu wilayah tertentu sarana yang ada hubungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan adalah benih atau bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman atau perangsang tumbuh tanaman dan alat-alat pertanian. Usaha – usaha produksi dilapangan bertujuan memberikan kondisi yang paling optimum. Pada dekade terakhir ini segala upaya telah dicoba supaya semua tanaman pertanian memberikan hasil maksimum. Ini terlihat dari beragamnya sarana penunjang pertanian baik berupa pupuk, pengelolaan tanah, pemberantas penyakit dan zat-zat perangsang. Sarana produksi terdiri dari bahan yang meliputi benih, pupuk, pestisida, ZPT dan obat-obatan yang digunakan untuk melaksanakanproses produksi peranian. Benih adalah biji yang digunakan untuk perbanyakan tanaman untuk tujuan penanaman.
         Pupuk adalah bahan yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengatur zat tumbuh adalah senyawa kimia yang yang bisa digunakan untuk merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan vegetatif, mematikan cabang yang tidak dikehendaki. Pestisida adalah alat kimia yang beracun untuk pengendalian musuh-musuh tanaman. Berdasarkan kegunaannya pestisida dapat dibagi kedalam beberapa jenis yaitu : insektisida, herbisida, akarisida, rodentisida, fungisida, bakterisida, dan nematisida. Inokulan adalah bakteri yang dinokulasi atau kembangbiakan ketanaman baru. Inokulan terjadi pada kebanyakan budidaya tanaman leguminosa yang memerlukan inokulasi bakteri rhizobium. Mekanisme kerjasama antara bakteri rhizobium dan tanaman legum dalam bentuk simbiosis mutualisme, yaitu simbiosis saling menguntungkan dimana bakteri menjadi unsur C dari tanaman sebagai sumber energi bakteri dan tanaman mendapatkan N dari bakteri karena bakteri mampu memfikasi N2 dari udara. Inokulan rhizobium digunakan untuk penanaman leguminosa ditanah untuk pertama kalinya. Alat-alat pertanian adalah alat-alat yang digunakan pada saat melakukan bercocok tanam dan menghasilkan produksi tanaman agar menghasilkan panen yang berkualitas.
Tenaga yang digunakan untuk menggerakan alat dan mesin pertanian di antaranya tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga angin, tenaga uap, hingga mesin bensin dan diesel. Daya untuk alat dan mesin pertanian pada awalnya adalah tenaga kuda dan hewan lainnya. Selain traktor, kendaraan lain yang juga digunakan untuk usaha pertanian antara lain truk untuk pengangkutan hasil pertanian, dan pesawat terbang untuk penyemprotan di udara. Irigasi modern tidak terlepas dari permesinan, terutama pompa untuk menyediakan air dalam waktu cepat dan volume yang besar untuk mengairi lahan yang luas.





V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
                 Adapun kesimpulan yang dapat kita peroleh adalah :
1.   Sarana produksi pertanian terdiri atas bahan yang meliputi benih, pupuk, pesti-
      sida, zat pengatur tumbuh dan lain-lain.
     2. Benih merupakan komponen agronomi, dan komponenen penting di dalam
      pengelolaan lapang produksi sebagai komponen agronomi.
     3.  Penggunaan pestisida dalam pertanian telah menunjukan kemampuannya didalam    menanggulangi atau mengurangi merosotnya hasil akibat serangan hama dan
      penyakit.
     4. Penggunaan zat pengatur tumbuh dapat menghemat biaya produksi karena
      digunakan dalam taksiran (dosis) rendah.
     5. Bahwasannya sangat dibutuhkan sarana produksi untuk meningkatkan hasil
      produksi se-optimal mungkin.


2. Saran

      Agar lebih teliti dalam menggunakan sarana produksi yang ada dengan menggunakan dosis tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan tumbuhannya agar memperoleh hasil produksi yang tinggi dan bagus.

DAFTAR PUSTAKA
         Harjadi, Sri  Setyati. 2002.  Pengantar  Agronomi.  PT. Gramedia  Pustaka  Utama :   
           Jakarta.
Karta Saepotra, G. Ance. 1986. Teknologi Benih. Jakarta : Rineka Cipta
         Haryanto, Eko, Tina Suhartini, Estu Rahayu.2005. Budi Daya Kacang Panjang.         
            Penebar Swadaya : Jakarta.
         Marsono,  Paulus Sigit. 2001. Pupuk Akar, Jenis  dan  Aplikasi. Penebar  Swadaya :
             Jakarta.
Rukmana, Rahmat. 1995. Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius.
         Sutejo, Mul Mulyani. 1988. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Bina Aksara : Jakarta.
          Sjamsoe. M.Mui. 1995. Dari Benih kepada Benih. Jakarta : PT. Gramedia
          Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University     
         Press. Jogjakarta





 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India